AHLAN WASAHLAN DI BLOG PONDOK PESANTREN NUR AL TAUHID MARUNDA JAKARTA UTARA

Jumat, 06 November 2020

Bagi yang Haus Kemurnian Agama Maka Belajarlah Ilmu Tasawuf | 2

 




Sekarang akan kita perluas pembahasan tentang ikhsan dalam ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan cara menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya. 

Tidak akan berhasil seseorang mengerjakan perintah ikhsan ini kecuali dengan beberapa sarana dan tahapan


1. Dengan akal yang sehat dan keimanan yang benar
2. Anggota badan yang telah tunduk dan patuh pada semua perintah,
3. Hati yang bersih dari segala kekotoran.
3. Memahami hubungan antara ciptaan dan penciptanya,
4. Selalu menyadari bahwa iman yang ada pada dirinya adalah karunia Allah 5. Selalu memuji Allah setiap melakukan ketaatan dan ibadah.

       Lalu bagaimanakah perjalanan ikhsan ini ? dan dari mana harus dimulai?

          Sesungguhnya perjalanan ikhsan ini adalah perjalanan bagi orang yang banyak mengingat Allah, selalu berfikir tentang bukti kekuasaan Allah dan mendekatkan diri kepada Allah dengan menjaga hati dan akal dari perkara yang bisa melupakannya pada Allah SWT. Jalan yang terbaik untuk bisa cepat sampai pada kedudukan ini adalah 

1. Dengan melanggengkan dzikir (solat daim), 
2. Selalu mendekatkan diri kepada Allah, 
3. Selalu menghubungkan segala nikmat yang diperoleh kepada Allah, 
4. Selalu menyadari bahwa setiap nikmat yang datang pada dirinya adalah anugerah dari Allah  dan murni atas pilihan Allah sendiri. 
    

    Sangatlah jelas bahwa kenikmatan yang diberikan Allah kepada hambanya itu tidak pernah putus, dari detik ke detik. Sesungguhnya manusia itu adalah hamba yang sangat dimuliakan oleh Allah, bumi sebagai tempat tinggalnya telah dipenuhi dengan jutaan kenikmatan, langit sebagai atapnya telah dipenuhi dengan jutaan kenikmatan dan manusia dari atas kepala hingga kakinya dipenuhi dengan kenikmatan. Dan semua kenikmatan itu selalu berubah berganti dengan kenikmatan baru hingga tidak akan bisa dihitung jumlahnya.

    Apabila seorang hamba kembali dalam kesadarannya dan bisa mengingat kenikmatan yang diberikan oleh Allah sebagai anugerah pada dirinya, baik ketika menerima setiap kenikmatan itu atau ketika mengingat salah satunya, dan selalu menyadari semua kebaikan dari Allah maka akan muncul rasa cinta di hatinya kepada Allah zat yang selalu memberikan kebaikan. Karena sesungguhnya jiwa manusia itu akan terikat dan tertarik untuk mencintai orang yang selalu berbuat baik pada dirinya. Dan ketika seorang hamba terus tenggelam bersama kebaikan kebaikan Allah, selalu mengingat dan memikirkannya maka akan bertambah pula rasa cinta dan pengagungan kepada Allah SWT.

     Kemudian cinta yang kuat ini akan berperan sangat besar dalam kehidupan seseorang, dia bisa mematikan keburukan yang ada dalam hati, bisa menahan gejolak di dalam diri dan bisa membatasi perasaan yang muncul dalam hati, yang mana kecintaan kepada Allah ini nanti akan nampak jelas pada dirinya dan membuahkan penyaksian kepada Allah.

    Maka akan mencairlah kefanatikan dalam diri dan dokrin yang tertanam dalam hati, dan akan kembali sang memimpin diri yang mana sebelumnya dia terbelenggu oleh hawa nafsu, dan akan melemah naluri perasaan yang mengendalikan pergerakan anggota badannya. Maka dia akan menjadi manusia beriman yang bersih hatinya, yang mana Allah mensifati mereka dalam surat Al Baqoroh 165


وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ

Artinya Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.

          Apakah tergambar seseorang yang sangat cinta yang kepada Allah tidak melakukan solat dengan baik, maksudnya dia tidak sadar bahwa Allah menyaksikan dirinya ketika dia menghadap kepada Allah, ketika dia ruku’, ketika dia sujud ? atau apakan tergambar masih muncul dalam solatnya kesibukan memikirkan dunia di dalam hatinya, naluri perasaannya membawa dia lupa mendekatkan diri kepada Allah dan lupa kalau keselamatan dirinya ada dalam kekuasaan Allah SWT ?

           Jawabannya pasti tidak akan tergambar keadaan seperti itu terjadi pada seorang hamba yang cinta kepada Allah, selama cara ini terus di jalankan dan di lakukan. Sungguh benar-benar muncul keadaan baru di dalam hati seseorang yang akan diperolehnya dengan jalan selalu mengingat Allah, yang disebut dengan IKHSAN. Muncul diantara bangunan keimanan yang berpusat di dalam akal dan bangunan islam yang di kerjakan oleh anggota badan.

     Sekarang telah jelas, siapa lagi kiranya orang yang tidak tahu bahwa sesungguhnya perintah ikhsan yang telah disampaikan oleh Rasulullah adalah pintu untuk kesempurnaan islam, bahkan tidak hanya itu tapi menyeluruh hingga pada kesempurnaan iman dan islam !!! bukankah menjalankan rukun islam tanpa rukun ikhsan adalah sama seperti tubuh tanpa ruh atau seperti patung yang tidak bergerak ?

        Lalu apakah bisa di samakan antara orang yang benar-benar membangun islam dengan orang yang berpura-pura dan hanya basa basi, dia masih tenggelam di dalam kubangan hawa nafsu dan syahwatnya, masih tunduk pada segala keinginannya dan berpegang kepada doktrin. Pada kenyataannya banyak terlihat dalam kehidupan manusia yang masih demikian. Ini terjadi karena hubungan antara akalnya orang mukmin dengan ketundukan diri sebagai orang islam terputus atau tidak ada. Tidak muncul diantara keduanya perjalanan ikhsan, yang mana tidak akan bisa seseorang sampai pada kedudukan ikhsan ini kecuali dengan jalan memperbanyak mengingat Allah dan cara mengingatnya adalah dengan pendekatan yang selalu diperbaharui.

Apabila telah jelas bahwa jalan untuk bisa sampai menjadi orang yang beribadah dengan ikhsan adalah selalu mengingat Allah, karena itu merupakan cara yang paling baik untuk bisa mendatangkan kecintaan kepada Allah, yaitu jalan yang penuh dengan pengekangan diri dan pembersihan nafsu.

Lalu apakah ada seorang muslim yang meremehkan pengobatan jiwa dengan cara ini, apalagi menolak dan memasukkannya dalam kelompok ajaran bid’ah dan perkara baru yang dibuat-buat.

 

Bagaimana mungkin seorang muslim yang sungguh-sungguh dalam membangun keislamannya akan mengingkari cara ini, sedangkan di dalam alquran begitu banyak ayat memerintahkan untuk berzikir, sebagai peringatan bagi orang yang lalai, begitu banyak ayat yang memerintahkan agar kita menetapi jalan pensucian dan pembersihan hati dari segala macam kekotoran hati yang dinamai oleh Allah “MAKSIAT HATI”.

 

Apabila datang seseorang membawa petunjuk untuk murid-muridnya dan menolong mereka dengan mengikuti jalan yang diajarkan, yaitu jalan menuju pemberihan hati dengan cara tertentu hingga bisa menjadi orang yang qona'ah, punya keyakinan yang dalam dengan akalnya, hingga bisa bangkit rasa cintanya kepada Allah, ada rasa takut kalo jauh dari Allah, muncul rasa pengagungan yang besar, dan semua itu berhasil membangun perasaan yang mendominasi hati seorang murid.

Lalu dia berkumpul bersama dan membuat tatacara ibadah tersendiri dengan wirid-wirid dan kata-kata bijak yang dipilihnya sendiri, yang tujuannya bisa mengeluarkan mereka dari kubangan kelalaian menuju kepada menaiki tangga zikir dan mengingat Allah, hingga bisa menyaksikan Allah yang mata hatinya dan sampai menjadi orang yang beribadah dengan ikhsan, yang mana ibadah dengan ikhsan ini adalah sebaik-baiknya ibadah dan sebaik-baiknya pendekatan diri kepada Allah karena bisa beribadah seakan-akan melihat Allah.

Sekarang saya akan bertanya, apabila datang seseorang yang memberi nasehat dan mengajarkan pada murid, santri atau kawannya sebuah cara agar bisa selalu mengingat Allah, apakah itu termasuk ajaran yang buruk karena meninggalkan perintah Allah dan ajaran Rasulullah untuk membuat benar dirinya sendiri baru kemudian mengajarkannya kepada orang lain ?

Siapakah mereka itu yang mana Allah menjelaskan tentang mereka dalam Alquran surat Fusilat 33

 

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

 

Artinya Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"

 

Dan mereka pula yang dijelaskan oleh Rosulullah dalam sebuah haditsnya

لَأَنْ يَهْدِي اللهَ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ حَمْرٍ النِعَمِ

Artinya apabila kamu bisa mengajak satu orang ke jalan Allah maka itu lebih baik bagi dari memiliki unta merah.

 

Kemudian jika datang seseorang dengan membawa ajaran pembersihan jiwa, lalu menamainya dengan TASAWUF atau ILMU SULUK atau AJARAN SUCI. Apakah karena nama ini mengalahkan penamaan yang telah ada dalam agama, lalu harus kita anggap sebagai sesuatu yang batal. Coba luaskanlah pikiran, kita kesampingkan dulu itu penamaan, tatacara, pelajaran. Kita harus bisa melihat mana yang benar, jangan sampai kita berdiri ditempat yang salah, jangan menimbang sesuatu dengan tidak adil, timbanglah sesuatu dengan adil.

Apabila ada yang berkata, jalan tasawuf yang kalian tempuh itu penuh dengan perbuatan bid'ah yang tidak ada dasar dari alquran dan sunnah ? 

maka jawablah, anda harus bersyukur karena memiliki kecemburuan pada kebaikan dan selalu menegakkan yang benar agar tidak tercampur dengan sesuatu yang keluar dari ajaran rasulullah.

Tetapi kecemburuan itu tidak seharusnya menghancurkan perjalanan orang lain yang sedang menuju pada kebaikan, apalagi sampai bosan menyampaikan kebaikan dan menolong saudaranya keluar dari kesalahan.

Apakah menganggap diri lebih benar dan salah pada orang lain adalah jalan pembersihan hati dan jalan untuk bisa sampai pada kedudukan ikhsan, atau ini merupakan cara menyelamatkan seseorang dari ketersesatan, maka cara seperti ini justru cara yang bid'ah, tipuan yang sangat halus dengan menganggap orang lain yang tidak seperti kita itu salah dan telah keluar dari jalur agama.

Mungkin inilah penyebab banyaknya tersebar bid'ah yang mana banyak orang menyalahkan orang lain hanya karena penggunaan kalimat tasawuf yang dianggapnya bid'ah atau menggunakan kalimat yang lain yang tidak sama dengan ungkapan yang di gunakan mereka..

Maka cara yang seperti ini bukanlah warna sebuah kritik untuk membuat bangunan menjadi lebih baik tetapi justru merupakan penghakiman yang bertujuan menghancurkan bangunan agama orang lain secara keseluruhan, dan penyebabnya hanya karena tidak enak dipandang mata ...

Temukan perbuatan bid'ah dalam setiap perbuatan baik dalam agama, lalu focuslah untuk mengingkarinya dan berusaha mengilangkan semua itu, mengajak untuk membersihkannya, peringatkanlah bahayanya,   maka dengan cara itu semua batang dan daun parasit akan rontok, lalutanaman akan mekar dan tumbuh dengan sehat bersih dari tercampur sesuatu yang akan merusaknya. 

Sesungguhnya orang islam pada masa ini berada dalam titik kehausan dan membutuhkan kejernihan beragama yang bisa membebaskan dari kekejaman dunia dan dari godaannya yang sangat halus dan mempesona yang mana sekarang telah merajalela. 

Apabila tersedia untuk kaum muslimin seseorang yang bisa menuntun mereka pada tujuan agama yang benar-benar bersih dari kekotoran dan bid'ah, maka pasti mereka akan mengandalkannya, mereka akan bahagia dan mereka akan berharap dari jalan itu yang merupakan saluran tanpa penghambat apapun.

 Namun Kaum muslimin tidak menemukan di hadapannya kecuali hanya orang yang menghalangi, mencegah dan menakut-nakuti mereka dari mengikuti jalan bersih ini dengan fitnah penuh dengan bid'ah. Tetapi orang-orang ini mencegah tanpa memberikan solusi atau alternatif lain untuk bisa selamat. 

Maka pasti kaum muslimin akan menyambut sebuah ajakan ketaatan kepada Allah karena kebutuhan yang sangat mendesak dan pasti akan menolak pada peringatan dari orang-orang yang tidak bisa memberikan alternatif lain kecuali hanya ada kehausan pada pertengkaran.

Maka sekarang sangatlah jelas bahwa mereka yang kehausan pasti membutuhkan tuntunan dari KITAB HIKAM IBNU ATHOILLAH atau yang serupa dengan kitab ini, yang mana dengan tuntunan ini seseorang akan bisa memperoleh agama islam yang murni dan bersih, jauh dari tercampur dengan bid'ah dan perkara munkar. Dan akan bisa diperoleh semua itu apabila mereka mau mengambil nasehat untuk diri sendiri agar naik ke tingkat yang lebih tinggi yaitu cinta kepada Allah, mengagungkan Allah, punya rasa takut kepada Allah, ridho kepada Allah, percaya sepenuhnya kepada Allah, tawakal kepada Allah, apakah bisa iman kepada Allah tanpa itu semua ? 

Semoga semua yang mau mengambil nasehat dari KITAB HIKAM ini atau yang semisalnya segera memperoleh penghambaan yang murni dengan tanpa tercampur kerusakan dan bid'ah.

WALLAHUA'LAM.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar