AHLAN WASAHLAN DI BLOG PONDOK PESANTREN NUR AL TAUHID MARUNDA JAKARTA UTARA

Rabu, 11 November 2020

7 BUKTI BAHWA ALAM SEMESTA INI BARU (BERAWAL) DAN PASTI DICIPTAKAN




Bismillah, alhamdulillah, wa solatu wa salamu ala rosulillah

amma ba'du


Munurut kaedah pemikiran Akal, bahwa sesungguhnya Wujud atau perkara yang ada itu hanya dua. Yaitu :

 

1.Wujud yang tidak menerima tiada.

2.Wujud yang menerima tiada.

 

Yang pertama di sebut Wajib Wujud

Yang kedua di sebut Jaiz Wujud atau Mungkin Wujud.

 

Wajib wujud itu adalah Zat Allah dan sifat-sifat Allah SWT yang tidak berawal dan berakhir.

 

Jaiz wujud itu adalah seluruh alam semesta yang hanya berisi 2 perkara, yaitu :

1. Zat alam berupa benda atau materi yang bertempat pada ruang secukup dirinya, biasa disebut JIRIM atau benda/materi.

2. Sifat alam berupa sifat yang selalu berubah, biasa disebut dengan ARODH.

 

Wajib wujud adanya tidak butuh diciptakan, karena dia tidak pernah tiada.

Jaiz wujud rupanya alam semesta ini adanya pasti baru yaitu tadinya tiada lalu berubah menjadi ada. Setiap perkara yang baru pasti diciptakan, tidak mungkin muncul dengan sendirinya. 

Banyak diantara orang yang disebut pemikir mengatakan bahwa alam ini baru tapi tidak diciptakan. Disini akan kita buktikan bahwa alam semesta ini baru dan setiap yang baru pasti diciptakan.

 

Caranya kita lihat alam yang isinya Jirim dan ‘Arodh, karena hanya dari sinilah kita akan menetapkan alam semesta ini baru, yang pada akhirnya setelah kita bisa membuktikannya akan menjadi jalan untuk makrifat kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Sebatas inilah pengetahuan manusia tentang Tuhannya.

 

Ada 7 (tujuh) cara untuk mengetahui kemahlukan atau kebaharuan Alam (jirim dan aradh) :

 

1.    Ziida Mengetahui bahwa pada setiap benda (jirim) itu pasti mempunyai sifat yang berubah (aradh), seperti sifat gerak dan diam. 

Contohnya mobil bergerak maka mobil adalah benda/materi dan bergerak adalah sifatnya yang merupakan perkara selain benda/materi.

Maka bedakanlah tentang hal ini, antara Arodh itu sifat sedangkan benda/jirim adalah dzat.

Maka dipastikan setiap zat pasti punya sifat.

2.    Ma qooma Mengetahui bahwa sifat (aradh) pada setiap benda itu tidak bisa berdiri sendiri.

Apakah ada orang yang berakal pernah menyaksikan adanya sifat benda (aradh) tanpa ada bendanya (jirim) ??? Kita ambil contoh sifat benda yang sudah di pahami tanpa perlu mencari, seperti GERAK dan DIAM. Apakah pernah terjadi sifat gerak atau sifat diam muncul tanpa menempel pada sebuah benda ???

Maka dipastikan setiap sifat tidak bisa berdiri sendiri.

3.    Ma intaqola Mengetahui bahwa sifat (arodh) yang ada pada satu benda itu tidak bisa pindah ke benda (jirim) yang lain. 

Ketika sebuah benda (jirim) A sedang bergerak kemudian berganti menjadi diam, gerak yang tadi sudah tidak ada lagi pada benda (jirim) A tersebut, maka tidak mungkin sifat gerak tadi berpindah ke benda (jirim) lain. 

Seperti halnya penyakit menular yang pindah dari satu tubuh ke tubuh lain. Ini tidak mungkin terjadi, karena berpindah dari satu benda ke benda yang lain itu memungkinkan sifat itu berdiri sendiri yaitu setelah dia keluar dari wujud yang satu dan belum sampai pada wujud kedua, maka ini menyalahi pembuktian ke 2 diatas bahwa sifat (arodh) tidak bisa berdiri sendiri.

Maka dipastikan bahwa apabila sifat yang baru muncul pada sebuah benda maka sifat yang lama pasti tiada.

4.    Ma Kaamina Mengetahui bahwa gerak tidak bersembunyi pada jirim yang diam dan begitu sebaliknya, diam tidak bersembunyi pada jirim yang gerak.

Karena gerak dan diam adalah dua sifat yang saling berlawanan. Artinya tidak bisa di katakan "jirim itu sedang bergerak dan diam" (secara bersamaan dalam satu waktu).

Maka dipastikan bahwa apabila sifat yang baru muncul pada sebuah benda maka sifat yang lama pasti tiada.

5.    Ma infakka Mengetahui bahwa Jirim dan Aradh tidak bisa saling berpisah.

Tidak mungkin ditemukan, bahwa ada jirim tanpa arodh atau sebaliknya, karena itu mustahil. Apabila sifat A telah berdiri pada satu benda maka keduanya tidak bisa dipisahkan. Apabila sifat A itu tiada maka benda itupun akan ikut tiada secara bersamaan, karena keduanya saling terkait (mulazamah)

Maka dipastikan zat dan sifat keduanya selalu terikat (lazim) apabila satu tiada maka yang lain juga tiada.

6.    La udma Qodima Mengetahui bahwa sesuatu yang Wujud dan telah di ketahui adamnya, tak bisa di sebut wajib wujud atau qodim (tidak berawal)

Karena Qodim itu tidak pernah Adam. Adapun aradh yang telah kita saksikan Adam (tiada) nya setelah wujud, maka dia bukanlah Qodim. Kalau bukan qodim, tentu dia adalah Baru. Karena tidak ada tengah antara ke duanya. Begitulah cara berfikir yang benar.

Maka dipastikan bahwa arodh itu wajib baru karena pernah tiada maka jirim tentu mengikuti, sama-sama wajib baru karena keduanya saling terkait (mulazamah).

 

7.    La khiina Mengetahui mustahilnya hawadits tidak berawal. Kalau di tetapkan bahwa arodh itu wajib baru karena pernah tiada maka jirim tentu mengikuti, sama-sama wajib baru karena keduanya saling terkait (mulazamah). 

Maka dipastikan bahwa setiap zat yang mempunyai sifat baru maka zat itu juga pasti baru yaitu ada permulaannya, mustahil tidak berawal.

 

Mengapa perlu diketahui? Karena sebagian kaum mengatakan (setelah mendengar beberapa hujjah di atas) bahwa alam ini adalah sebuah perkara Baru tetapi tidak bermula. Aneh memang, tapi itulah kenyataan yang keluar dari mulut mereka kaum Falasifah, Wahhabiyyah Mujassimah, Mu'tazilah dan lain sebagainya. Mereka mengatakan bahwa sebelum benda/materi itu ada, sifat gerak atau diam sudah terlebih dahulu muncul, keduanya sudah ada sebelum benda. 

Kata filosof “Tidak ada gerak kecuali ada gerak sebelumnya, begitu seterusnya sampai tak terhingga. Begitu juga sesudah gerak atau diam bahwa tidak ada gerak atau diam kecuali sesudahnya juga gerak atau diam, begitu sesamanya”. 

Seperti contohnya bumi ini berputar maka putaran yang sekarang didahului putaran yang sebelumnya begitu seterusnya, hingga mereka katakan putaran bumi ini Qodim. Itulah yang mereka maksud dengan perkara hawadits/baru yang tidak bermula alias Qodim. 

Kita katakan pada mereka "Dimanakah keberadaan gerak/diam yang kalian katakan qodim itu sebelum bumi ini ada ? Berpisah dari bumikah ? atau Bersembunyikah dia ? atau menunggu kedatangan bumi dengan berdiri sendiri ? atau bumi serta geraknya itu Qodim ? Semua itu Mustahil terjadi dengan dalil diatas.

Dari tujuh argumentasi tentang barunya alam semesta diatas bisa kita simpulkan menjadi 2, yaitu :

Pertama ada 3 argumentasi untuk membuktikan benda (jirim) itu baru yaitu dalil nomer 1, 5 , 7.

Kedua ada 4 argumentasi untuk membuktikan sifat (arodh) itu baru yaitu dalil nomer 2, 3, 4, 6.

Apabila alam semesta telah dibuktikan seluruhnya wajib baru maka alam semesta juga pasti diciptakan. Apa buktinya ???

Buktinya bahwa sesuatu yang baru adalah sesuatu yang dulunya tiada lalu berubah menjadi ada. Maka posisi keduanya dalam keadaan seimbang antara adanya dan tiadanya. Bagaikan sebuah timbangan yang sama posisi kedua bejananya. Maka kedua posisi yang seimbang itu tidak akan bisa saling mengungguli yang lainnya dengan sendirinya. Karena apabila salah satunya bisa naik sendiri maka bejana lainpun akan bisa naik sendiri, akan terjadi keduanya naik secara bersamaan maka ini super mustahil, karena akan terkumpul dua perkara yang berlawanan pada satu benda.

Kesimpulannya sebuah timbangan yang seimbang kedua sisinya apabila naik salah satunya pasti karena ada yang menentukan sisi mana yang akan naik.

Alam semesta ini sebelum adanya dalam keadaan seimbang, maka pasti ada sang penentu yang bisa memilih untuk memunculkan salah satunya yaitu antara adanya atau tiadanya. Sang penentu itu adalah ALLAH swt sebagai kreator  yang mendesain alam semesta dan seluruh isinya.

Adapun nama sang pencipta yang mendesain alam semesta ini adalah ALLAH maka itu tidak dihasilkan dengan argumentasi akal tapi itu datang dari seorang Nabi yang menjadi utusan untuk memberitakan nama Allah dan yang lainnya.

 

Itulah penjelasan singkat tentang bait yang telah masyhur di kalangan para pakar ilmu tauhid yang berbunyi :

 

مَاانْفَكَّ لاَ عُدْمَ قَدِيْمَ لاَ حِنَا   #  زِيْدَ مَاقَامَا مَاِنْتَقَلَ مَاكَمِنَا

(ziida ma qoma ma intaqola ma kaamina ma infakka la udma qidima la khina)

 

Tujuh pengetahuan tersebut di kenal oleh para ulama ahli kalam Ahlu Sunnah dengan sebutan Matholibus Sab'ah (tujuh pencarian). Di katakan bahwa barang siapa yang mengetahui matholib sab'ah tersebut maka dia selamat dari tujuh pintu neraka jahannam. Berfikirlah wahai saudaraku...

Makrifat kepada Allah itu tidaklah susah, Cukup kenali diri kita sendiri. Kenali bahwa diri kita terdiri dari Jirim dan Aradh, lalu kenali apa yang wajib, mustahil dan jaiz pada keduanya. Insya Allah kita mendapatkan akidah yang bersih yang dapat bermanfaat kelak di ahirat dengan anugrah Allah subhanahu wa ta'ala.

Waffaqoniyallah Wa iyyakum li mardlotihi... Amiin....

 

 


4 komentar:

  1. ماشاءالله،،،،،،
    Antum shohih,,,,,,

    BalasHapus
  2. Mau bicara fiqih nih:
    Klo kotoranya anjing itu najis berat apa ringan

    BalasHapus
  3. Mau bicara fiqih nih:
    Klo kotoranya anjing itu najis berat apa ringan

    BalasHapus
  4. Masyaallah penting ini. Lanjutkan saudara ku.

    BalasHapus