Bismillah,
alhamdulillah, wa solatu wa salamu ala rosulillah
amma ba'du
Munurut
kaedah pemikiran Akal, bahwa sesungguhnya Wujud atau
perkara yang ada itu hanya dua. Yaitu :
1.Wujud
yang tidak menerima tiada.
2.Wujud
yang menerima tiada.
Yang pertama
di sebut Wajib Wujud
Yang kedua
di sebut Jaiz Wujud atau Mungkin Wujud.
Wajib
wujud itu adalah Zat Allah dan sifat-sifat Allah SWT yang tidak berawal dan
berakhir.
Jaiz wujud
itu adalah seluruh alam semesta yang hanya berisi 2 perkara, yaitu :
1. Zat alam berupa benda atau materi yang bertempat pada ruang secukup dirinya, biasa
disebut JIRIM atau benda/materi.
2.
Sifat alam berupa sifat yang selalu berubah, biasa disebut dengan ARODH.
Wajib
wujud adanya tidak butuh diciptakan, karena dia tidak pernah tiada.
Jaiz wujud rupanya alam semesta ini adanya pasti baru yaitu tadinya tiada lalu berubah menjadi ada. Setiap perkara yang baru pasti diciptakan, tidak mungkin muncul dengan sendirinya.
Banyak diantara orang yang disebut pemikir mengatakan bahwa alam ini baru tapi tidak diciptakan. Disini akan kita buktikan bahwa alam semesta ini baru dan setiap yang baru pasti diciptakan.
Caranya
kita lihat alam yang isinya Jirim dan ‘Arodh, karena hanya dari sinilah kita
akan menetapkan alam semesta ini baru, yang pada akhirnya setelah kita bisa
membuktikannya akan menjadi jalan untuk makrifat kepada Allah subhanahu wa
ta'ala. Sebatas inilah pengetahuan manusia tentang Tuhannya.
Ada 7 (tujuh) cara untuk mengetahui kemahlukan atau kebaharuan Alam (jirim dan aradh)
:
1. Ziida Mengetahui
bahwa pada setiap benda (jirim) itu pasti mempunyai sifat yang berubah (aradh), seperti sifat gerak dan diam.
Contohnya mobil bergerak maka mobil adalah benda/materi dan bergerak adalah sifatnya yang merupakan perkara selain benda/materi.
Maka bedakanlah
tentang hal ini, antara Arodh itu sifat sedangkan benda/jirim adalah dzat.
Maka dipastikan setiap zat pasti punya sifat.
2. Ma qooma Mengetahui
bahwa sifat (aradh) pada setiap benda itu tidak bisa berdiri sendiri.
Apakah
ada orang yang berakal pernah menyaksikan adanya sifat benda (aradh) tanpa ada
bendanya (jirim) ??? Kita ambil contoh sifat benda yang sudah di pahami tanpa
perlu mencari, seperti GERAK dan DIAM. Apakah pernah terjadi sifat gerak atau
sifat diam muncul tanpa menempel pada sebuah benda ???
Maka dipastikan setiap sifat tidak bisa berdiri sendiri.
3. Ma
intaqola Mengetahui bahwa sifat (arodh) yang ada pada satu benda itu tidak
bisa pindah ke benda (jirim) yang lain.
Ketika
sebuah benda (jirim) A sedang bergerak kemudian berganti menjadi diam, gerak
yang tadi sudah tidak ada lagi pada benda (jirim) A tersebut, maka
tidak mungkin sifat gerak tadi berpindah ke benda (jirim) lain.
Seperti
halnya penyakit menular yang pindah dari satu tubuh ke tubuh lain. Ini tidak
mungkin terjadi, karena berpindah dari satu benda ke benda yang lain itu
memungkinkan sifat itu berdiri sendiri yaitu setelah dia keluar dari wujud yang
satu dan belum sampai pada wujud kedua, maka ini menyalahi pembuktian ke 2
diatas bahwa sifat (arodh) tidak bisa berdiri sendiri.
Maka dipastikan bahwa apabila sifat yang baru muncul pada sebuah benda maka sifat yang lama pasti tiada.
4. Ma
Kaamina Mengetahui bahwa gerak tidak bersembunyi pada jirim yang diam dan
begitu sebaliknya, diam tidak bersembunyi pada jirim yang gerak.
Karena
gerak dan diam adalah dua sifat yang saling berlawanan. Artinya tidak bisa di
katakan "jirim itu sedang bergerak dan diam" (secara
bersamaan dalam satu waktu).
Maka dipastikan bahwa apabila sifat yang baru muncul pada sebuah benda maka sifat yang lama pasti tiada.
5. Ma
infakka Mengetahui bahwa Jirim dan Aradh tidak bisa saling berpisah.
Tidak
mungkin ditemukan, bahwa ada jirim tanpa arodh atau sebaliknya, karena itu
mustahil. Apabila sifat A telah berdiri pada satu benda maka keduanya
tidak bisa dipisahkan. Apabila sifat A itu tiada maka benda itupun akan ikut
tiada secara bersamaan, karena keduanya saling terkait (mulazamah)
Maka dipastikan zat dan sifat keduanya selalu terikat (lazim) apabila satu tiada maka yang lain juga tiada.
6. La
udma Qodima Mengetahui bahwa sesuatu yang Wujud dan telah di ketahui
adamnya, tak bisa di sebut wajib wujud atau qodim (tidak berawal)
Karena Qodim itu tidak pernah Adam. Adapun aradh yang telah kita saksikan
Adam (tiada) nya setelah wujud, maka
dia bukanlah Qodim. Kalau bukan qodim, tentu dia adalah Baru.
Karena tidak ada tengah antara ke duanya. Begitulah cara berfikir yang benar.
Maka dipastikan bahwa arodh itu wajib baru karena pernah tiada maka jirim
tentu mengikuti, sama-sama wajib baru karena keduanya saling
terkait (mulazamah).
7. La khiina Mengetahui mustahilnya hawadits tidak berawal. Kalau di tetapkan bahwa arodh itu wajib baru karena pernah tiada maka jirim tentu mengikuti, sama-sama wajib baru karena keduanya saling terkait (mulazamah).
Maka dipastikan bahwa setiap zat yang mempunyai sifat baru maka zat itu juga pasti baru yaitu ada permulaannya,
mustahil tidak berawal.
Mengapa
perlu diketahui? Karena sebagian kaum mengatakan (setelah mendengar beberapa
hujjah di atas) bahwa alam ini adalah sebuah perkara Baru tetapi tidak bermula. Aneh
memang, tapi itulah kenyataan yang keluar dari mulut mereka
kaum Falasifah, Wahhabiyyah Mujassimah, Mu'tazilah dan lain
sebagainya. Mereka mengatakan bahwa sebelum benda/materi itu ada, sifat gerak atau diam sudah terlebih dahulu muncul, keduanya sudah ada sebelum benda.
Kata filosof “Tidak ada gerak kecuali ada gerak sebelumnya, begitu seterusnya sampai tak terhingga. Begitu juga sesudah gerak atau diam bahwa tidak ada gerak atau diam kecuali sesudahnya juga gerak atau diam, begitu sesamanya”.
Seperti contohnya bumi ini berputar maka putaran yang sekarang didahului
putaran yang sebelumnya begitu seterusnya, hingga mereka katakan putaran bumi
ini Qodim. Itulah yang mereka maksud dengan perkara hawadits/baru yang tidak bermula
alias Qodim.
Kita
katakan pada mereka "Dimanakah keberadaan gerak/diam yang kalian katakan qodim
itu sebelum bumi ini ada ? Berpisah dari bumikah ? atau
Bersembunyikah dia ? atau menunggu kedatangan bumi dengan berdiri sendiri
? atau bumi serta geraknya itu Qodim ? Semua
itu Mustahil terjadi dengan dalil diatas.
Dari tujuh argumentasi tentang barunya alam semesta diatas bisa kita simpulkan menjadi 2, yaitu :
Pertama
ada 3 argumentasi untuk membuktikan benda (jirim) itu baru yaitu dalil nomer 1, 5 ,
7.
Kedua
ada 4 argumentasi untuk membuktikan sifat (arodh) itu baru yaitu dalil nomer 2, 3, 4,
6.
Apabila alam
semesta telah dibuktikan seluruhnya wajib baru maka alam semesta juga pasti
diciptakan. Apa buktinya ???
Buktinya bahwa
sesuatu yang baru adalah sesuatu yang dulunya tiada lalu berubah menjadi ada. Maka posisi
keduanya dalam keadaan seimbang antara adanya dan tiadanya. Bagaikan sebuah
timbangan yang sama posisi kedua bejananya. Maka kedua posisi yang seimbang itu
tidak akan bisa saling mengungguli yang lainnya dengan sendirinya. Karena apabila
salah satunya bisa naik sendiri maka bejana lainpun akan bisa naik sendiri, akan
terjadi keduanya naik secara bersamaan maka ini super mustahil, karena akan
terkumpul dua perkara yang berlawanan pada satu benda.
Kesimpulannya
sebuah timbangan yang seimbang kedua sisinya apabila naik salah satunya pasti
karena ada yang menentukan sisi mana yang akan naik.
Alam semesta
ini sebelum adanya dalam keadaan seimbang, maka pasti ada sang penentu
yang bisa memilih untuk memunculkan salah satunya yaitu antara adanya atau tiadanya.
Sang penentu itu adalah ALLAH swt sebagai kreator yang mendesain alam semesta dan seluruh
isinya.
Adapun nama sang pencipta yang mendesain alam semesta ini adalah ALLAH maka itu tidak dihasilkan dengan argumentasi akal tapi itu datang dari seorang Nabi yang menjadi utusan untuk memberitakan nama Allah dan yang lainnya.
Itulah
penjelasan singkat tentang bait yang telah masyhur di kalangan para pakar ilmu
tauhid yang berbunyi :
مَاانْفَكَّ
لاَ عُدْمَ قَدِيْمَ لاَ حِنَا # زِيْدَ مَاقَامَا مَاِنْتَقَلَ مَاكَمِنَا
(ziida ma
qoma ma intaqola ma kaamina ma infakka la udma qidima la khina)
Tujuh pengetahuan
tersebut di kenal oleh para ulama ahli kalam Ahlu Sunnah
dengan sebutan Matholibus Sab'ah (tujuh pencarian).
Di katakan bahwa barang siapa yang mengetahui matholib sab'ah tersebut maka dia
selamat dari tujuh pintu neraka jahannam. Berfikirlah wahai saudaraku...
Makrifat
kepada Allah itu tidaklah susah, Cukup kenali diri
kita sendiri. Kenali bahwa diri kita terdiri dari Jirim dan Aradh, lalu kenali apa yang wajib, mustahil dan jaiz pada keduanya. Insya Allah kita mendapatkan akidah yang bersih yang dapat bermanfaat kelak di
ahirat dengan anugrah Allah subhanahu wa ta'ala.
Waffaqoniyallah Wa iyyakum li mardlotihi... Amiin....
ماشاءالله،،،،،،
BalasHapusAntum shohih,,,,,,
Mau bicara fiqih nih:
BalasHapusKlo kotoranya anjing itu najis berat apa ringan
Mau bicara fiqih nih:
BalasHapusKlo kotoranya anjing itu najis berat apa ringan
Masyaallah penting ini. Lanjutkan saudara ku.
BalasHapus